THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 22 November 2009

kebudayaan betawi

Keunikan Ondel-ondel Betawi

Masyarakat Betawi sudah hampir kehilangan seni budayanya. Salah satunya adalah Topeng Betawi atau yang dikenal dengan adegan lenong. Untuk itu perlu Anda cermati bagaimana perkembangan sejarah terbentuknya kesenian ini.

Kesenian rakyat topeng Betawi mengawinkan budaya Melayu, Sunda, dan China. Salah satu tokoh yang terkenal sejak 1970-an adalah Bokir dengan grupnya yang sering pentas, Setia Warga. Pertunjukan itu biasanya diawali dengan tarian Kembang Topeng yang menampilkan banyak penari perempuan.

Sekarang, tarian itu diganti dengan Ronggeng Topeng. Ada interaksi antara penari dan penonton. Selain lewat komentar usil atau celetukan, juga lewat saweran atau memberi uang tips kepada para penari perempuan oleh penonton lelaki.

Ondel-ondel juga nyaris hilang dalam perhelatan JAA 2008. Padahal inilah kesenian rakyat Betawi yang paling populer dari waktu ke waktu. Bahkan ondel-ondel dianggap sebagai maskot yang menandai kebudayaan Betawi masih ada dan mampu bergaya.

Ondel-ondel berbentuk dua patung besar berongga menyerupai sosok lelaki dan perempuan. Patung diusung orang pada bagian dalamnya dan digerak-gerakkan seperti manusia. Ondel-ondel diilhami barong landung dalam budaya Hindu Bali yang menggambarkan pengantin Raja Bali dan Putri China. Kepopuleran ondel-ondel juga disulut pula oleh lagu Benyamin Suaeb, Yuk kite nonton ondel ondel. Yuuuk!
Koleksi Museum Tekstil Bertambah

Kamis, 8 Januari 2009 | 18:06 WIB

JAKARTA, KAMIS — Museum Tekstil mendapat sembilan koleksi baru dalam bentuk 7 kain batik, sebuah kebaya encim jenis Karancang Betawi, dan sebuah tampin (tempat sirih) yang terbuat dari kristal. Sembilan koleksi baru itu dihibahkan Yayasan Sirih Nanas.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Arie Budhiman, menyerahkan sembilan koleksi itu kepada Kepala UPT Museum Tekstil Dyah Damayanti di gedung Museum Tekstil di Jalan KS Tubun, Nomor 4, Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (8/1).

Ketua Yayasan Sirih Nanas Emma Agus Bisri yang hadir pada acara penyerahan koleksi menuturkan, benda-benda peninggalan budaya Betawi itu telah berusia 90-100 tahun. Kain batik yang disumbangkan rata-rata berusia hampir 100 tahun, di antaranya, kain batik karya Van Zuylen (pebatik Belanda), dan kain panjang Betawi bermotif buket, kepala tumpal, kepala delorong, dan motif pagi sore.

Saya sudah tidak asing lagi dengan Museum Tekstil. Sudah beberapa kali yayasan kami bekerja sama dengan museum ini dalam penyelenggaraan pameran budaya Betawi. Kami berharap langkah ini akan ditiru oleh yayasan lain untuk membantu memperkaya khazanah budaya Betawi, kata Emma.

Dengan adanya sembilan koleksi baru itu maka total jumlah koleksi Museum Tekstil saat ini menjadi 1.759 koleksi.

0 komentar: